Jejak-jejak akhlakku akan tetap berada di
tengah-tengah umatku hingga hari kiamat. Satu-satunya alasan bagi kemuliaan dan
kebanggan bagi setiap orang adalah akhlak mereka. Dalam pekerjaan mereka,
perolehan, kebiasaan, keadaan mereka saat ini, keberhasilan sejati hanya
dicapai melalui akhlak yang baik, terutama jika akhlak itu disempurnakan dengan
keadilan. – Hadits Nabi
Dalam HR Imam Malik Rasulullah SAW bersabda :
“ Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak “
Namun, bukankah ibadah lebih utama.? Akhlak
adalah yang utama dan keutamaan ibadah adalah untuk menata akhlak
Allah Swt berfirman dalam Q.S Al-Ankabut ayat
45 : “ Dirikanlah Shalat.! Sesungguhnya shalat mencegahmu dari perbuatan
keji dan munkar. “
Subhaanallaah,, Jadi, siapa yang shalatnya
tidak mencegah pelakunya dari perbuatan keji dan munkar, berarti shalatnya itu
hanya berupa gerakan olah raga saja.
Dalam hadits qudsi Allah Sw berfirman, “Aku
hanya menerima shalat dari orang yang dengannya ia tawaduk pada keagungan-Ku,
berhenti bermaksiat pada-Ku, melewati siangnya dengan zikir pada-Ku, serta
mengasihi orang fakir, orang yang sedang berjuang dijalan-Ku, para janda, dan
orang yang ditimpa musibah” HR. Al-Zubaidi
Lihatlah,, jika shalatmu tidak menjadikanmu
tawaduk dan memiliki rasa kasih dan sayang terhadap orang lain, berarti
shalatmu tidak menghasilkan buahnya dengan sempurna.
“Ambilah zakat dari sebagian harta mereka
yang dengan zakat tersebut engku membersihkannya dan menyucikan mereka.” Q.S
At-taubah ayat 103
Tujuan zakat adalah untuk mensucikan (baca:
mendidik akhlak dengan belajar mengasihi dan bermurah hati)
Rasulullah SAW bersabda : “Jika kalian
sedang berpuasa, jangan berbuat kotor dan membentak. Jika dimaki atau di ajak
berkelahi, katakanlah ‘Aku sedang berpuasa’ “ HR. Muslim
Saat kita menjalankan ibadah puasa itulah hari
akhlak, kita tidak boleh berbuat fasik, mencela, menyakiti dan seterusnya.
Akhlak mencapai puncaknya dalam Haji. Dalam
Q.S al-Baqarah ayat 197 Allah Swt berfirman :”Haji adalah beberapa bulan
yang telah diketahui. Siapa yang menetapkan niat dalam bulan itu untuk
mengerjakan haji maka tidak boleh berbuat
kotor, berbuat fasik, dan berbantah-bantahan dalam masa haji.”
Haji merupakan pelatihan disiplin akhlak
secara besar-besaran, kita dituntut untuk berakhlak baik, tidak bersuara keras,
tidak boleh mencela seseorang, tidak memaki, tidak menganiaya bahkan kita harus
sekuat-kuatnya memperbaiki akhlak.
Kini,,
shalat, zakat, puasa, dan haji tidak berarti bila tidak diikuti dengan
perbaikan akhlak.
Pernah mendengar sedekah yang bernuansa
akhlak.?
Sedekah yang memiliki ciri istimewa.?
“Senyummu dihadapan saudaramu adalah
sedekah. Amar makruf nahyi munkar yang kau laksanakan adalah sedekah.
Menunjukkan jalan pada seseorang yang tersesat adalah sedekah. Menuangkan air
dari embermu ke ember saudaramu adalah sedekah. Menyingkirkan gangguan di jalan
adalah sedekah. Menuntun orang buta adalah sedekah. Dan sedekah paling utama
adalah sesuap makanan yang kau berian pada istrimu.” HR Muslim & Ibnu
majah
Pengertian sedekah ini telah bergeser, ia
sebenarnya mengaarah pada akhlak mulia. Makna lainnya adalah “Sedekah
akhlaki” . Itulah esensi sedekah.
Sebagian orang mengira bahwa hal terpenting
dalam agama adalah mempelajari fikih, tauhid, menghafal Al-Qur`an, dan
seterusnya. Ilmu dulu, baru akhlak. benarkah .?
Mana yang didahulukan : ilmu atau akhak.?
Al-Baqarah 129 “Wahai tuhan kami, utuslah
kepada mereka seorang rasul dari kalangan mereka yang membacakan ayat-ayat-Mu
pada mereka, mengajaran kitab Al-Qur`an dan hikmah kepada mereka, serta
mensucikan mereka.” Ayat tersebut merupakan do`a nabi Ibrahim a.s. Beliau
mendahulukan ilmu atas penyucian diri (pembinaan akhlak). Artinya beliau
mendahulukan aspek ilmu daripada akhlak.
Allah Swt berfirman :”Sebagaimana Kami
telah menyempurnakan nikmat kami pada kaian, Kami telah mengutus kepada kalian
seorang rasul dari kalangan kalian yang membacakan ayat-ayat kami kepada
kalian, mensucikan kalian, mengajarkan kitab suci dan himah kepada kalian.”
Q.S Al-Baqarah : 151 . Disini Allah mendahulikan proses penyucian diri
(pembinaan akhlak) daripada ilmu. Ayat ini tercantum sebanyak tiga kali dalam Al-Qur`an, dan do`a
nabi ibrahim hanya tercantum satu kali.
Sebuah korelasi antara hadits “Aku diutus
untuk menyempurnakan akhlak” dan firman allah dalam QS Al-Anbiya 107 “Kami
tidak mengutusmu (muhammad) kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta”
adalah tiada rahmat bagi alam semesta kecuali dengan akhlak.
Inilah
tujuan utama mempelajari akhlak ^_^
Oleh : Munadya
ini siapa penulisnya?
ReplyDeletekan ada di paling bawah gan
Delete