Monday, March 25, 2013

LEBIH INDAH DARI YANG KITA KIRA



Jejak-jejak akhlakku akan tetap berada di tengah-tengah umatku hingga hari kiamat. Satu-satunya alasan bagi kemuliaan dan kebanggan bagi setiap orang adalah akhlak mereka. Dalam pekerjaan mereka, perolehan, kebiasaan, keadaan mereka saat ini, keberhasilan sejati hanya dicapai melalui akhlak yang baik, terutama jika akhlak itu disempurnakan dengan keadilan. – Hadits Nabi
Dalam HR Imam Malik Rasulullah SAW bersabda : “ Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak
Namun, bukankah ibadah lebih utama.? Akhlak adalah yang utama dan keutamaan ibadah adalah untuk menata akhlak



Allah Swt berfirman dalam Q.S Al-Ankabut ayat 45 : “ Dirikanlah Shalat.! Sesungguhnya shalat mencegahmu dari perbuatan keji dan munkar.


Subhaanallaah,, Jadi, siapa yang shalatnya tidak mencegah pelakunya dari perbuatan keji dan munkar, berarti shalatnya itu hanya berupa gerakan olah raga saja.
Dalam hadits qudsi Allah Sw berfirman, “Aku hanya menerima shalat dari orang yang dengannya ia tawaduk pada keagungan-Ku, berhenti bermaksiat pada-Ku, melewati siangnya dengan zikir pada-Ku, serta mengasihi orang fakir, orang yang sedang berjuang dijalan-Ku, para janda, dan orang yang ditimpa musibah” HR. Al-Zubaidi


Lihatlah,, jika shalatmu tidak menjadikanmu tawaduk dan memiliki rasa kasih dan sayang terhadap orang lain, berarti shalatmu tidak menghasilkan buahnya dengan sempurna.

Ambilah zakat dari sebagian harta mereka yang dengan zakat tersebut engku membersihkannya dan menyucikan mereka.” Q.S At-taubah ayat 103
Tujuan zakat adalah untuk mensucikan (baca: mendidik akhlak dengan belajar mengasihi dan bermurah hati)


Rasulullah SAW bersabda : “Jika kalian sedang berpuasa, jangan berbuat kotor dan membentak. Jika dimaki atau di ajak berkelahi, katakanlah ‘Aku sedang berpuasa’ “ HR. Muslim

Saat kita menjalankan ibadah puasa itulah hari akhlak, kita tidak boleh berbuat fasik, mencela, menyakiti dan seterusnya.


Akhlak mencapai puncaknya dalam Haji. Dalam Q.S al-Baqarah ayat 197 Allah Swt berfirman :”Haji adalah beberapa bulan yang telah diketahui. Siapa yang menetapkan niat dalam bulan itu untuk mengerjakan haji maka tidak boleh berbuat kotor, berbuat fasik, dan berbantah-bantahan dalam masa haji.”


Haji merupakan pelatihan disiplin akhlak secara besar-besaran, kita dituntut untuk berakhlak baik, tidak bersuara keras, tidak boleh mencela seseorang, tidak memaki, tidak menganiaya bahkan kita harus sekuat-kuatnya memperbaiki akhlak.

Kini,,  shalat, zakat, puasa, dan haji tidak berarti bila tidak diikuti dengan perbaikan akhlak.
Pernah mendengar sedekah yang bernuansa akhlak.?
Sedekah yang memiliki ciri istimewa.?


Senyummu dihadapan saudaramu adalah sedekah. Amar makruf nahyi munkar yang kau laksanakan adalah sedekah. Menunjukkan jalan pada seseorang yang tersesat adalah sedekah. Menuangkan air dari embermu ke ember saudaramu adalah sedekah. Menyingkirkan gangguan di jalan adalah sedekah. Menuntun orang buta adalah sedekah. Dan sedekah paling utama adalah sesuap makanan yang kau berian pada istrimu.” HR Muslim & Ibnu majah


Pengertian sedekah ini telah bergeser, ia sebenarnya mengaarah pada akhlak mulia. Makna lainnya adalah “Sedekah akhlaki” . Itulah esensi sedekah.

Sebagian orang mengira bahwa hal terpenting dalam agama adalah mempelajari fikih, tauhid, menghafal Al-Qur`an, dan seterusnya. Ilmu dulu, baru akhlak. benarkah .?
Mana yang didahulukan : ilmu atau akhak.?


Al-Baqarah 129 “Wahai tuhan kami, utuslah kepada mereka seorang rasul dari kalangan mereka yang membacakan ayat-ayat-Mu pada mereka, mengajaran kitab Al-Qur`an dan hikmah kepada mereka, serta mensucikan mereka.” Ayat tersebut merupakan do`a nabi Ibrahim a.s. Beliau mendahulukan ilmu atas penyucian diri (pembinaan akhlak). Artinya beliau mendahulukan aspek ilmu daripada akhlak.

Allah Swt berfirman :”Sebagaimana Kami telah menyempurnakan nikmat kami pada kaian, Kami telah mengutus kepada kalian seorang rasul dari kalangan kalian yang membacakan ayat-ayat kami kepada kalian, mensucikan kalian, mengajarkan kitab suci dan himah kepada kalian.” Q.S Al-Baqarah : 151 . Disini Allah mendahulikan proses penyucian diri (pembinaan akhlak) daripada ilmu. Ayat ini tercantum  sebanyak tiga kali dalam Al-Qur`an, dan do`a nabi ibrahim hanya tercantum satu kali.
Sebuah korelasi antara hadits “Aku diutus untuk menyempurnakan akhlak” dan firman allah dalam QS Al-Anbiya 107 “Kami tidak mengutusmu (muhammad) kecuali sebagai rahmat bagi seluruh alam semesta” adalah tiada rahmat bagi alam semesta kecuali dengan akhlak.


Inilah tujuan utama mempelajari akhlak ^_^

Oleh : Munadya

2 comments: